Hubungan antara bahasa daerah dan Indonesia

0 komentar
Bahasa Indonesia memiliki multifungsi bagi seluruh warga masyarakat Indonesia Salah satu flingsi di antaranya adalah sebagai alat komunikasi bagi berbagai penutur dengan berbagai latar belakang budaya dan bahasa daerahnya. Dalam fungsinya sebagai alat komunikasi ini, bahasa Indonesia sangat terbuka untuk menerima pengaruh dari bahasa daerah . Pengaruh itu dengan mudah diterima karena penutur bahasa daerah juga adalah penutur bahasa Indonesia dengan segala macam karakter dan kebiasaannya bertutur.Akibatnya, dalam pemakaian bahasa Indonesia secara lisan, muncul berbagai aksen atau logat dalam bahasa Indonesia. Kawasan Kalimantan Timur bagian utara secara umum penduduk aslinya terdiri dari tiga jenis suku bangsa yakni : Tidung, Bulungan dan Dayak yang mewakili tiga kebudayaan yaitu Kebudayaan Pesisir, Kebudayaan Kesultanan dan Kebudayaan Pedalaman. Kaum suku Tidung umumnya terlihat banyak mendiami kawasan pantai dan pulau-pulau, ada juga sedikit ditepian sungi-sungai dipedalaman umumnya dalam radius muaranya. Didalam masyarakat suku tidung, Bahasa Tidung adalah salah satu bahasa daerah yang hidup subur dan terus berkembang di wilayah Indonesia yaitu di pulau Kalimantan, khususnya provinsi Kalimantan Timur. Secara historis, bahasa Tidung ini juga ikut memberikan kontribusi yang cukup banyak untuk perkembangan bahasa Indonesia. Sama halnya dengan bahasa daerah yang lain, bahasa Tidung pun memiliki kemiripan dengan bahas Indonesia baik dalam hal struktur kalimat, maupun dalam hal kosa kata atau unsur kebahasaan lainnya. Bahasa tidung juga merupakan salah satu bahasa daerah yang hidup subur di Indonesia. Pada umumnya masyarakat suku tidung dalam berinteraksi masih menggunakan bahasa daerahnya. Karena masyarakat sekitar sudah terbiasa menggunakan bahasa itu dalam berkomunikasi sehari-hari. Pada dasarnya masyarakat suku tidung dalam menggunakan bahasa sehari-hari selalu didampingkan dengan bahasa Indonesia. Karena masyarakat suku tidung sangat mudah menerima kebuadayaan baru. Penutur Bahasa tidung, khususnya Tidung Tarakan adalah dwibahasa. Mereka berbahasa Tidung,tetapi juga dapat berbahasa Indonesia.Kedudukan Bahasa Tidung di dalam interaksi sosial, orang-orang tidung kelihatannya cukup kuat.Tidak ada kesan sikap rendah diri kalau mereka menggunakan bahasa Tidung baik di dalam percakapan ketika mereka sedang berbahasa lain,maupun dalam kesempatan berbicara dengan suku lain dalam bahasa Tidung. Mereka merasa bangga jika ada suku lain ikut berbicara bahasa Tidung atau mencoba-coba menggunakan bahasa tidung. Mereka pada umumnya dengan senang membetulkan kesalahan apabila seseorang yang bukan penutur asli bahasa Tidung mencoba berbahasa Tidung.